Sebagai anak/ remaja, saya pernah berharap agar bisa segera menjadi dewasa. Saya ingin segera terbebas dari “kekangan” orang tua. Saya ingin sekali melakukan apa yang saya mau tanpa campur tangan atau komentar negatif dari orang tua.
Di lain pihak, teguran dan nasihat merupakan salah satu bentuk kasih sayang orang tua kepada anaknya. Ibu saya pernah berkata, “Mommy sama seperti manusia biasa, sama seperti kamu juga. Tetapi mommy sudah lebih dulu melalui pahit dan manisnya hidup. Mommy punya lebih banyak pengalaman daripada kamu.” Benar. Sebagai orang tua, mereka pasti pernah merasakan pahit getirnya suatu masalah dalam hidup. Mereka juga pernah mengecap manisnya suatu pengalaman.
Karena mereka sayang, mereka tidak mau anaknya yang terkasih juga mengalami sesuatu yang mereka tahu akan menyakitkan. Mereka lebih tahu mana jalan yang lebih baik untuk dilalui, mana jalan yang harus dihindari dan juga segala rintangannya.
Orang tua kita tidak lelah-lelahnya mengingatkan dan menasehati kita. Kalaupun kita tetap bandel, orang tua kita akan jengkel dan marah. Sampai situ saja. Mereka tidak akan membenci kita. Mereka tetap sayang kepada kita.
Mungkin teguran, omelan dan amarah orang tua kita terdengar menyakitkan dan menyebalkan. Tapi mungkin itulah karakter mereka. Mereka mungkin tak bisa mengubah cara mereka mengingatkan dan menyelamatkan kita dari sakitnya konsekuensi kesalahan kita.
Saya sendiri mengaku, kalau saya anak yang sering bandel dan keras kepala. Saya masih sering mendahulukan ego saya.
~
Ibu, aku minta maaf.
Aku pernah membuat ibuku menangis karena bandel. Aku tidak bisa mengubah kebiasaan burukku, walaupun ibuku sudah berkali-kali mengingatkan dan menegurku.
Ayah, aku minta maaf.
Aku juga pernah membuat ayah kesal dan putus asa. Aku begitu keras kepala.
Bagaimanapun juga, aku ingin berterima kasih kepada kedua orang tuaku.
Aku ingin berterima kasih kepada ibuku, karena beliau yang mengajariku untuk mengalah. Beliau juga yang mendidikku untuk menjadi dewasa dan berpikir ke depan.
Aku juga ingin berterima kasih kepada ayahku, karena beliau yang mengajariku untuk hidup tertib dan teratur. Beliau mengajarku untuk bisa berkomitmen dan berani menanggung konsekuensinya. Ayah juga mendidikku untuk hidup jujur dan bijaksana.
Ayah, ibu, terima kasih
untuk segala materi yang kuterima,
untuk segala bekal hidup,
untuk perjuangan kalian dalam menyampaikan semua itu kepadaku.
~
I love you mommy and daddy!